Sekaten merupakan salah satu tradisi di Yogyakarta yang sangat terkenal. Asal mula dari tardisi ini berkembang dari berbagai versi. Ada yang mengatakan kalau nama dari istilah ini diambil berdasarkan dari nama pusaka kraton Yogyakarta. Pusaka itu berupa sebuah gamelang yang bernama Kanjeng Kyai Sekati. Gamelan tersebut biasanya digunakan pada acara untuk memperingati maulid
nabi Muhammad SAW.
Adapun versi lain megatakan kalau nama itu diambil dari kata suka yang memiliki makna senang dan hati yang berhati-hati. Kalau digabungkan berarti memiliki makna senang hati. Hal ini terjadi dikarenakan banyak yang senang sekaligus bersyukur karena menyambut bulan kelahirannya nabi Muhammad SAW.
Tradisi sekaten ini dipercaya sebagai perpaduan antara dakwah dan seni. Hal ini sangatlah beralasan, karena dahulu kala ada salah satu Wali Songo yang metode dakwahnya dengan mengkolaborasikan antara dakwah dan seni. Sebut saja nama beliau Sunan Kalijaga. Metode dakwah sunan Kalijaga salah satunya adalah dengan cara kesenian yaitu dengan menggunakan berbagai alat musik tradisional Jawa. Hal ini dimaksudkan untuk menartik minat masyarakat Jawa kala itu untuk mesuk Islam. Pertunjukan tersebut tidak hanya menampilkan pertunjukan gamelan saja, namun juga diselingi dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an sekaligus ceramah di tengah-tengah pertunjukan teersebut.
Beberapa Persiapan Sebelum Acara
Sebelum acara dimulai ada dua hal yang dipersiapkan. Kedua persiapan tersebut adalah persiapan fisik dan juga persiapan batin. Persiapan fisik sendiri meliputi mempersiapkan alat-alat dan semua perlengkapan yang akan digunakan untuk acara sekaten yaitu Gending Sekati, Gamelan Sekati, bunga Kunthil, beberapa uang logam, samir niaga, busana-busanan seragam dan riwayat maulid.
Adapun persiapan batinnya adalah abdi dalem yang terlibat dalam perayaan ini menyiapkan mental dan juga batinnya dalam menjalankan amanat ini. Dengan cara mensucikan diri dengan melakukan jamas dan juga melakukan puasa.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan perayaan ini dimuali pada tanggal 6 Maulud. Sekaligus ditandai dengan diboyongnya gamelan Kyai Kanjeng Sekati dari tempatnya. Kyai Kanjeng Nogowilongo dipindahkan ke Bangsal Trajumas dan Kyai Kanjeng Guntur Madu dipindahkan ke Bangsal Srimanganti. Pada tanggal 11 Maulud Sri Sultan Hamengkubuono datang ke masjid agung guna mengikuti perayaan maulid nabi Muhammada SAW. Setelah selesai upacara maka semua gamelan-gamelan itu dikembalikan ke tempat semula dan sekaligus menjadi akhir dari perayaan sekaten.
Baca juga :
Hal Yang Menarik Dari Pantai Parangtritis
Inilah Alasan kenapa Gudeg Yogyakarta Sangat Terkenal
Tempat pelaksanaan
Perayaan ini diadakan selama sebulan penuh dan berlokasi di alun-alun utara kota Yogyakarta. Adapun puncak acaranya ditandai dengan diaraknya grebek mauludan pada tanggal 12 maulud kemdian grebeg tersebut diperebutkan oleh rakyat banyak.
Yang Khas dari perayaan ini
1. Jipang Aneka Warna
Makanan yang berbahan dasar beras dan dibentuk seperti brondong dan juga diberi pewarna ini menjadi salah satu jajanan khas pada saat perayaan ini. Menariknya lagi jipang ini dibentuk menyerupai sepeda motor, pesawat dan lain sebagainya.
2. Sate Gajih
Selain jipang sate gajih juga salah satu makanan yang sering dijumpai pada saat acara ini. Dikarenakan harganya hanya 2000 rupiah maka jajanan yang satu ini banyak dicari oleh konsumen.
3. Telur Merah
Telur merah juga sering dijumpai pada saat acara ini. Bisa dikatakan makanan yang satu ini menjadi ikon dari pelaksanaan acara ini. Banyak yang menafsirkan kalau telur merah melambangkan kelahiran nabi Muhammad SAW.
Itulah beberapa hal terkait masalah perayaan sekaten yang ada di Yogyakarta. Selain merupakan salah satu pesta rakyat Yogyakarta tradisi yang satu ini memiliki makna filosofi yang amat mendalam.
nabi Muhammad SAW.
Adapun versi lain megatakan kalau nama itu diambil dari kata suka yang memiliki makna senang dan hati yang berhati-hati. Kalau digabungkan berarti memiliki makna senang hati. Hal ini terjadi dikarenakan banyak yang senang sekaligus bersyukur karena menyambut bulan kelahirannya nabi Muhammad SAW.
Tradisi sekaten ini dipercaya sebagai perpaduan antara dakwah dan seni. Hal ini sangatlah beralasan, karena dahulu kala ada salah satu Wali Songo yang metode dakwahnya dengan mengkolaborasikan antara dakwah dan seni. Sebut saja nama beliau Sunan Kalijaga. Metode dakwah sunan Kalijaga salah satunya adalah dengan cara kesenian yaitu dengan menggunakan berbagai alat musik tradisional Jawa. Hal ini dimaksudkan untuk menartik minat masyarakat Jawa kala itu untuk mesuk Islam. Pertunjukan tersebut tidak hanya menampilkan pertunjukan gamelan saja, namun juga diselingi dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an sekaligus ceramah di tengah-tengah pertunjukan teersebut.
Beberapa Persiapan Sebelum Acara
Sebelum acara dimulai ada dua hal yang dipersiapkan. Kedua persiapan tersebut adalah persiapan fisik dan juga persiapan batin. Persiapan fisik sendiri meliputi mempersiapkan alat-alat dan semua perlengkapan yang akan digunakan untuk acara sekaten yaitu Gending Sekati, Gamelan Sekati, bunga Kunthil, beberapa uang logam, samir niaga, busana-busanan seragam dan riwayat maulid.
Adapun persiapan batinnya adalah abdi dalem yang terlibat dalam perayaan ini menyiapkan mental dan juga batinnya dalam menjalankan amanat ini. Dengan cara mensucikan diri dengan melakukan jamas dan juga melakukan puasa.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan perayaan ini dimuali pada tanggal 6 Maulud. Sekaligus ditandai dengan diboyongnya gamelan Kyai Kanjeng Sekati dari tempatnya. Kyai Kanjeng Nogowilongo dipindahkan ke Bangsal Trajumas dan Kyai Kanjeng Guntur Madu dipindahkan ke Bangsal Srimanganti. Pada tanggal 11 Maulud Sri Sultan Hamengkubuono datang ke masjid agung guna mengikuti perayaan maulid nabi Muhammada SAW. Setelah selesai upacara maka semua gamelan-gamelan itu dikembalikan ke tempat semula dan sekaligus menjadi akhir dari perayaan sekaten.
Baca juga :
Hal Yang Menarik Dari Pantai Parangtritis
Inilah Alasan kenapa Gudeg Yogyakarta Sangat Terkenal
Tempat pelaksanaan
Perayaan ini diadakan selama sebulan penuh dan berlokasi di alun-alun utara kota Yogyakarta. Adapun puncak acaranya ditandai dengan diaraknya grebek mauludan pada tanggal 12 maulud kemdian grebeg tersebut diperebutkan oleh rakyat banyak.
Yang Khas dari perayaan ini
1. Jipang Aneka Warna
Makanan yang berbahan dasar beras dan dibentuk seperti brondong dan juga diberi pewarna ini menjadi salah satu jajanan khas pada saat perayaan ini. Menariknya lagi jipang ini dibentuk menyerupai sepeda motor, pesawat dan lain sebagainya.
2. Sate Gajih
Selain jipang sate gajih juga salah satu makanan yang sering dijumpai pada saat acara ini. Dikarenakan harganya hanya 2000 rupiah maka jajanan yang satu ini banyak dicari oleh konsumen.
3. Telur Merah
Telur merah juga sering dijumpai pada saat acara ini. Bisa dikatakan makanan yang satu ini menjadi ikon dari pelaksanaan acara ini. Banyak yang menafsirkan kalau telur merah melambangkan kelahiran nabi Muhammad SAW.
Itulah beberapa hal terkait masalah perayaan sekaten yang ada di Yogyakarta. Selain merupakan salah satu pesta rakyat Yogyakarta tradisi yang satu ini memiliki makna filosofi yang amat mendalam.